sebuah cerita malam hari dari anak rantau ... dengan ini aku persembahkan sebuah cerita fiktif setengah nyata...hhee.... 'revisi cerpen'
MAWUT
Laki-laki itu masih
berdiam diri di pojokan cafe, saat itu cafe sedang ramai sekali aku
memperhatikan laki-laki itu terus menerus , lama kelamaan dia mulai menitikan
air matanya sambil memegang foto yang dia hadapkan pada wajahnya. kopi hitam
yang dia pesan pun telah dingin sepertinya. Sudah satu jam dia duduk mematung
sambil melihat layar laptopnya. Apa yang dia lihat ? pikirku
Kemudian laki-laki
itu mencoba meminum kopi hitam pesanannya, dia menempelkan mulutnya pada bibir
cangkir..... hanya sedikit yang dia minum. Lalu dia memandang keluar , kaca
jedela yang begitu bening dapat memperlihatkan suasana di luar sana . memang
kala itu suasana di luar sedang cerah. Dia menarik nafas panjang dan
mengeluarkan kembali. Aku heran dengan laki-laki itu, sudah sering aku
melihatnya duduk di pojokan sana, pesanannya selalu sama “kopi hitam” lalu laptop terbuka dan di sisi laptopnya ada
sebuah foto, pengunjung tersebut sudah 10 hari seperti itu tiap datang ke kafe
kami, untuk waktu dia duduk di sana tak Cuma-Cuma , 5 jam dia duduk hanya
memandangi laptopnya , sekedar berdiri hanya untuk ke toilet lalu duduk kembali
disana. Ini sudah hari ke -11 dia melakukan hal yang sama dan lama-lama aku
geram juga, menurutku mengganggu kenyamanan pengunjung lain. Karena seketika
dia menangis lalu terpejam matanya , matanya merah dan hidung mancungnya juga
ikutan merah karena terlalu lama menangis.
Akhirnya aku
menghampiri laki-laki itu , dengan pakaian pelayan kafe macam saya ini, ku
beranikan untuk bertanya padanya.
“permisi..ada yang
bisa saya bantu”
“tidak” katanya
singkat , matanya merah dan wajahnya terlihat aneh tapi tetap masih terlihat
manis, sepertinya dia orang Bandung. Pikirku
“mata anda merah ,
anda menangis ? “
Laki-laki itu
menatapku dengan lemah, matanya kosong seperti tidak ada harapan untuk hidup
lagi, nafasnya ter-engah’engah tanganya
menarik tanganku dan mengajak duduk di sampingnya, aku menurut
“lihat ini gadis
ini... “ katanya sambil menunjukkan foto tersebut
“iya, dia cantik...
apa dia pacarmu ? “
“iya.. dulu, dan ini
(sambil memberitahu foto di tangan kanannya) “
“mengapa dia bersama
laki-laki lain ? dan mengenakan cincin pertunangan dan ini lokasinya di Bali ?
iya kan ? “
“iya , kamu benar. Dia
memutuskan saya saat H-7 pernikahannya , saya sudah 5 tahun pacaran dengan
dia,meskipun kami beda keyakianan tapi saya begitu mencintainya, saya
menghabiskan banyak waktu demi dia agar dia bahagia. Tapi saat saya bertanya
apakah dia mau mengikuti saya. Jawabannya adalah tidak. Setelah itu dia
menghilang”
“dan sekarang dia
sudah bersama dengan orang lain . dan kamu sedih ? “
“apa kamu bodoh ? !
laki-laki mana yang tidak sedih di tinggal kekasihnya dan dia lebih memilih
yang lain “
“baik saya paham. Lalu
foto yang ada di laptop anda ,mengapa gadis itu beda ? “
“dia adalah Teratai,
gadis ciamis yang lucu dan baik. Hatinya begitu tulus, sabar, rela berkorban
demi teman-temannya untuk membuat mereka senang. Gadis ini selalu terlihat
senang , ceria , tidak pernah memperlihatkan wajah sedih, tapi saya pernah 3
kali membuat dia menangis dan kecewa. Kekecewaan yang terhebat adalah saya
lebih memilih gadis ini daripada tera. Kami dulu begitu dekat,saya nyaman
bersama dia,entah apa yang membuat saya untuk menjauhi dia dan memamerkan pacar
baru saya di sosial media. Semuanya kacau, saya telah membuat hidup seorang
gadis baik berantakan. Dan saya merasa tidak bersalah . SAYA TIDAK SALAH ! “ katanya dengan nada amarah di bagian
kalimat terakhir. Saya miris mendengar ceritanya.
“dan ini, gadis yang
pernah saya buat kecewa....lihat... (sambil menunjukkan foto gadis itu yang
sedang mengisi acara di sebuah stasiun televisi) “ katanya melanjutkan
“wow... cantik sekali
dia, sukses” kataku memuji gadis tersebut
“iya, kini dia sukses
dengan kariernya dan ini pasanganya.. “
Kata laki-laki itu
menambahkan sembari memperlihatkan foto Tera bersama pasanganya
Tiba-tiba laki-laki
itu menangis lagi dan ia berdiri dengan penuh amarah,saya yang tadinya berada
di dekatnya bangkit dan laki-laki itu
berteriak di dalam kafe ,membuat keributan dan pengunjung lainnya ikut terkejut
lalu keluar kafe , petugas keamanan segera mengamankan laki-laki tersebut ,
saya memanggil ambulan dalam 10 menit mobilnya datang dan para tim medis
langsung berusaha membius laki-laki itu. Saat sudah berhasil di tenangkan , ada
gadis cantik yang masuk kafe dan mendekati tim medis yang akan membawa
laki-laki itu.
“tunggu... jangan
bawa dia ke rumah sakit. Saya akan menangani laki-laki ini. Mohon semuanya
untuk tenang dan jangan melebihkan cerita di kafe ini” kata gadis itu pada
pihak rumah sakit dan manajer kafe saya.
“baiklah, dia sudah
kami bius. Setidaknya lebih tenang” jawab perawat laki-laki itu
Laki-laki tadi di
baringkan di lt. 2 cafetarian , gadis itu menunggu sadar laki-laki tersebut. Saya
seperti mengenal gadis ini,
“teratai ? “ kataku
asal
“iya ? mba kenal saya
? “ jawabnya lembut
“iyaaa... saaayaaaa
baru saja mendengar cerita tentang anda, iinnii laki-laki ini.... “ kataku
sambil bergetar aku mengucapkannya
“ou..iya dia teman
saya waktu kuliah dulu,kebetulan saya lewat sini untuk berbelanja di toko
sebelah dan mendengar ada keributan. Setelah saya masuk dan melihat siapa yang
mengamuk ternyata orang yang saya kenal
sewaktu kuliah .”
“lalu apa yang akan
kamu perbuat jika laki-laki ini sudah sadar ? “
“memberinya ini....
(sambi menyerahkan sebuah cupcake isi srikaya.) “
“anda memberinya
cupcake ini ? “
“iya , sepertinya dia
sudah lama tidak makan cupcake ini.” Jawabnya sambil tersenyum
Laki-laki itu
bergerak ,membuka matanya secara perlahan dan di terkejut melihat gadis yang di
sebelahnya.
“hah.. teeeerrraaa
?ini kamu ? “ katanya
“iya, ini cupcake
kesukaanmu . cepat sembuh ya, sebentar lagi pihak RSJ akan datang, bersikaplah
dengan baik”
“kamu gila... aku ini
gak gila tera, aku masih sadar. “
“buktikan kalau kamu
memang tidak gila ! “ kata gadis itu dengan tegas
Tera berdiri, dan
bersiap meninggalkan laki-laki itu. Aku masih memperhatikan mereka berdua,
tidak ada rasa benci sedikitpun dari mata tera, dia baik sekali.
“ma’af “ kata
laki-laki itu dengan nada lirih dan menangis
“tidak perlu untuk mengatakan kata MAAF “ Kata gadis itu dan dia beranjak pergi.
"ma'af teraaaaaa....." suara teriakkan laki-laki itu masih terdengar jelas. aku melihat dia si wanita itu pergi begitu saja.
"apa yang kamu TABUR , maka itu yang akan kamu TUAI "
selamat tidur...
proses hidup tidak akan menghianati hasil